Tiga Faktor Mendasar Penyebab Masih Tingginya Pengangguran di Indonesi
Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang Darlaini Nasution SE
mengatakan, ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih
tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, termasuk di provinsi
Banten.
Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil
yang dicapai
antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah, kata Darlaini di Serang, Jum’at.
antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah, kata Darlaini di Serang, Jum’at.
Ia menjelaskan, lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki.
“Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan
tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan
ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang
siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan job yang disediakan,” katanya.
Dosen di Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) ini juga
mengatakan bahwa pengangguran masih tinggi karena permintaan kerja
sangat sedikit dibandingkan tenaga kerja yang tersedia.
Penyebab lain, kata dia, kualitas SDM itu sendiri yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan
penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum
mencapai standar yang ditetapkan.
Menurut dia, SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan
kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor
pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai
‘buah’ yang maksimal.
Mensiasati untuk meminimalisasikan pengangguran di Indonesia,
Pembantu Dekan I di Fakultas Ekonomi Untirta ini mengatakan, para
pendidik di perguruan tinggi jangan lagi berorientasi pada penciptaan
tenaga kerja, tetapi harus diarahkan penciptaan terhadap lapangan kerja
atau kewirausahawan.
Di Untirta, kata Darlaini, telah dibentuk ‘Enterprenuer
University’ atau Universitas kewirausahawan, sebagai antisipasi untuk
membawa mahasiswa yang tidak lagi berorientasi pada mencari kerja,
tetapi diarahkan untuk dapat menjadi pencipta usaha.
“Kita berharap mahasiswa tersebut jika telah lulus dapat
mandiri dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan ilmu yang
diperolehnya. Bukan lagi tamatan universitas pencari kerja, tetapi
pencipta kerja,” kata Darlaini seraya menambahkan walaupun tidak mudah
karena butuh modal dan keberanian mengambil resiko, tetapi cara
tersebut diperlukan dalam masa sulit mencari kerja seperti saat ini.
referensi: http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-tingginya-pengangguran-di-indonesia/
referensi: http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-tingginya-pengangguran-di-indonesia/